Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Selasa, 06 Februari 2024 | 18:44 WIB
Jokowi serahkan BLT El Nino di Kantor Pos Genteng Banyuwangi, (27/12/2023). (PT Pos Indonesia)

octa-tracking.com - Jelang hari pencoblosan Pemilu dan Pilpres 2024, kondisi perpolitik di Indonesia semakin memanas. Pengamat politik Ujang Komarudin menjelaskan bahwa rumor yang sebutkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno sebagai mesin penggerak politik Jokowi ialah upaya dari kubu oposisi melemakan Presiden.

Dijelaskan oleh Ujang Komarudin, Pratikno yang dikenal sebagai orang dekat dan dipercaya oleh Jokowi serta bertugas menjadi Mensesneg selama dua periode dilihat pihak oposisi sebagai jalan untuk ganggu pemerintahan Jokowi.

Diungkapkan oleh Ujang, serangan kepada individu yang berposisi dekat dengan tokoh politik merupakan strategi yang lazim dalam politik, yang mana kedekatan Pratikno dengan Presiden Jokowi menjadikannya sebagai sasaran yang logis bagi oposisi.

Baca juga: 

Baca Juga: Geram Politik Dinasti, Mahasiswa Bekasi Mulai Turun ke Jalan: Bakar Gambar Jokowi

"Ada upaya-upaya dari lawan-lawan politik Jokowi untuk menghajar, melumpuhkan, termasuk mengalahkan Jokowi. Salah satu sasaran tembaknya ya Pratikno. Salah satu pintu masuknya ya Pratikno ke Jokowi. Salah satu orang kepercayaan Jokowi," ungkapnya, seperti dikutip Selasa (6/2).

Terkait tudingan bahwa Pratikno dianggap sebagai operator politik Jokowi, Ujang menyebutkan bahwa situasi seperti itu dapat dianggap benar atau salah, dan menekankan pentingnya memeriksa pernyataan tersebut secara objektif dan kritis.

Dia jelaskan bahwa dalam dunia politik, adanya serangan timbal balik dan usaha untuk mengungguli satu sama lain merupakan sesuatu yang biasa.

Sementara itu, Prabu Revolusi, Dosen Komunikasi Politik Pascasarjana di Universitas Paramadina buka suara terkait opini salah satu media nasional dengan tajuk 'Dari Rektor Menjadi Operator'

Di artikel tersebut, disebutkan bahwa Pratikno sebagai perwujudan paling brutal dari peringatan Kanselir Jerman 1871-1890 Otto Von Bismarck yang mengatakan bahwa politics ruins the character atau politik bisa merenggut karakter.

Baca Juga: Sanksi untuk Pj Bupati Bekasi Atas Dugaan Pelanggaran Netralitas, Bey: Kami Tunggu Bawaslu

Menurut Prabu, pentingnya konteks politik yang sensitif saat ini, terutama menjelang pemilihan, dan menekankan kebutuhan akan jurnalisme yang etis, yang harus berbasis pada data dan fakta yang dapat dibuktikan dan sumber yang dapat dipercaya.

Lebih lanjut katanya, bahwa beberapa hari ke depan memasuki hari pencoblosan sehingga akan muncul motif dari opini seperti ini. Prabu juga mengatakan soal berita tanpa dasar yang solid dapat dianggap sebagai gosip atau usaha untuk mempengaruhi pendapat publik sebelum pemilihan.

Prabu mengajak masyarakat untuk mempertanyakan keaslian dan waktu dari laporan tersebut, menyarankan bahwa tujuannya mungkin untuk mempengaruhi hasil pemilihan.

Dia menambahkan bahwa berita harus jelas dibedakan antara fakta dan opini, dengan menggarisbawahi pentingnya mematuhi etika jurnalisme dalam pelaporan.

Load More