Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Kamis, 05 Desember 2024 | 19:34 WIB
SMA Negeri 2 Cibitung, Kabupaten Bekasi tengah jadi sorotan karena diduga melakukan pungutan liar atau pungli kepada para siswanya. [Suara.com/Mae Harsa].

octa-tracking.com - SMA Negeri 2 Cibitung, Kabupaten Bekasi tengah jadi sorotan karena diduga melakukan pungutan liar atau pungli kepada para siswanya.

Kasus tersebut viral melalui unggahan akun X Politisi PSI, Ronald Sinaga. Dalam unggahan tersebut, Ronald mengunggah tangkapan layar isi pesan dirinya dengan seorang siswa SMAN 2 Cibitung.

Salah satu tangkapan layar menunjukkan bahwa SMAN 2 Cibitung disebut meminta iuran sebanyak Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per siswa dengan alasan untuk pembangunan pagar.

Menanggapi hal tersebut, Humas SMAN 2 Cibitung, Nana, membantah adanya tindakan dugaan pungli di sekolahnya.

Baca Juga: Teror OTK Hantui Warga Bekasi: Mobil Dilempar Molotov hingga Disiram Air Keras

“Saya rasa kalau untuk pungli nggak ada ya. Tidak ada,” kata Nana kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

Nana menjelaskan, SMAN 2 Cibitung melalui komite sekolah memang sempat mengundang orang tua siswa untuk rapat pada September 2024 lalu.

Rapat tersebut membahas rencana pengurukan halaman SMAN 2 Cibitung, karena sering tergenang air ketika hujan turun.

Dalam mewujudkan pengurukan tersebut, pihak sekolah melalui komite meminta orang tua siswa untuk memberikan sumbangan, namun sifatnya sukarela.

“Sekarang punglinya di mana? Itu sumbangan, sukarela. Tinggal terserah orang tua mau nyumbangnya berapa. Bahkan ada yang tidak nyumbang, karena ekonomi di sini kalau untuk wilayah sini ya, kelas menengah ke bawah. Ya kita memahami itu, memaklumi itu,” tuturnya.

Baca Juga: Tri-Bobihoe Klaim Menang Pilkada Kota Bekasi Versi Rekapitulasi Tingkat Kecamatan

Nana juga menegaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah melakukan pemaksaan terhadap orang tua maupun siswa terkait sumbangan tersebut.

Hal ini kata Nana, sekaligus membantah tudingan lain yang menyebut bahwa para siswa tidak akan mendapat kartu ujian apabila belum memberikan sumbangan untuk pengurukan halaman di sekolah tersebut.

“Terus juga ada siswa terutama pada saat ujian ini, banyak yang salah menyampaikan kepada orang tuanya. Bahwa mereka katanya tidak boleh ikut ujian, kalau tidak menyumbang. Itu tidak ada. Semua ikut ujian dan semua kita bagikan kartu,” tegasnya.

Kontributor : Mae Harsa

Load More