octa-tracking.com - Kinerja positif dan berkelanjutan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI sepanjang semester I 2023 dinilai analis pasar modal akan menjadi katalis utama pertumbuhan saham bank dengan portofolio kredit ESG terbesar di Indonesia tersebut.
Analis emiten dari PT Verdhana Sekuritas Indonesia yaitu Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih dalam risetnya menyebut kinerja konsolidasian BRI pada semester I 2023 lebih tinggi dari proyeksi pihaknya untuk tahun penuh 2023.
“Sedikit lebih tinggi dari proyeksi full year 2023 kami. Laba BRI pada paruh pertama 2023 mencapai Rp29,6 triliun, menyumbang 52% dari proyeksi laba full year 2023 kami sebesar Rp56,4 triliun,” tulis kedua analis tersebut dalam risetnya yang dirilis belum lama ini.
Oleh karena itu, Nicholas dan Raymond merekomendasikan beli untuk saham BBRI dengan target harga Rp6.150. Adapun BBRI dalam kurun satu bulan terakhir diperdagangkan di level tertinggi yaitu Rp5.700 dan level terendah Rp5.300.
Baca Juga: BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR Bawa UMKM Kopi Tembus Pasar Internasional
Rekomendasi atas BBRI itu pun tak terlepas dari proyeksi Nicholas dan Raymond ke depan. Pada semester II 2023 kinerja BRI dinilai kedua analis tersebut akan lebih baik dibandingkan dengan paruh pertama tahun ini. Hal itu didorong oleh beberapa factor, pertama, pasar kredit perbankan kian pulih di mana kredit komersial BRI seperti Kupedes akan bertumbuh.
Dengan demikian tentunya pendapatan bunga bersih akan ikut bertumbuh. Kedua, peralihan pertumbuhan kredit mikro non-subsidi seperti Kupedes seharusnya akan mengurangi risiko bagi BRI.
“Ketiga, perbaikan kualitas aset yang meminimalkan risiko kredit. Pada semester pertama 2023 BRI memperkirakan kenaikan biaya kredit/cost of credit (CoC) sebesar 250 basis point, di atas proyeksi manajemen sebesar 2,2%-2,4% untuk tahun penuh 2023. Namun dengan terus membaiknya kualitas aset, kami memperkirakan CoC akan menurun di bawah proyeksi manajemen. Hal ini akan meminimalkan risiko pengetatan likuiditas yang mungkin timbul pada kuartal akhir 2023,” lanjut kedua analis.
Selain itu, kedua analis optimistis bank pemberdaya UMKM itu telah menunjukkan pentingnya peran perseroan sebagai bank transaksional. Hal ini tercermin dari kinerja dana murah atau CASA yang dihimpun. Bahkan menjadi yang tertinggi di sektor perbankan Indonesia.
Data BRI menyebut Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan mencapai Rp1.245,12 triliun pada semester 1/2023. Penghimpunan tersebut didominasi oleh CASA sebesar 65,49%. CASA BRI pada periode tersebut tumbuh 10,1% secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Juga: UMKM Binaan BRI, La Vida Home Indonesia dan Sunandsand Pameran di New York Now Summer Market 2023
“Kami mengaitkan pertumbuhan ini dengan keberhasilan transformasi digital BRI, yang dikombinasikan dengan strateginya meningkatkan fokus pada sektor mikro dan ultra mikro”, tulis kedua analis tersebut.
Keberhasilan Transformasi
Terpisah, Direktur Utama BRI Sunarso yang menjadi salah satu pembicara dalam gelaran internasional ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) pada Selasa lalu (5/9/2023) mengungkapkan bahwa BRI sendiri memiliki kompetensi inti dalam menyelesaikan dan memberdayakan UMKM. Sunarso mengatakan, pihaknya telah berkecimpung dalam sektor tersebut selama 128 tahun. Walau demikian, meng-explore segmen UMKM bukanlah tugas yang mudah.
"Kami menghadapi biaya operasional yang tinggi karena infrastruktur dan sumber daya manusia kami yang luas untuk melayani masyarakat. Untuk menjawab tantangan-tantangan ini, BRI memulai perjalanan transformasi berkelanjutan yang kami sebut BRIvolution, pada tahun 2016 dan berfokus pada transformasi digital dan transformasi culture," ujarnya.
Terdapat beberapa strategi yang dilakukan BRI dalam mendorong transformasi digital tersebut. Pertama, dengan mendorong digitalisasi proses bisnis internal. Dalam hal ini, BRI berupaya menyederhanakan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. Lalu selanjutnya, BRI mendorong new business model demi mendorong penciptaan value.
Ia melanjutkan, transformasi digital dan inovasi pembiayaan menjadi kunci dalam mendukung perekonomian ASEAN.
"Jika diringkas dalam perspektif BRI, kami tentu berpendapat bahwa subtema kunci yang paling relevan dalam konteks Asia, dan Indo Pasifik adalah transformasi digital dan pembiayaan inovatif oleh BRI dalam mendukung perekonomian nasional melalui fokus melayani segmen mikro dan UKM", pungkas Sunarso.
Berita Terkait
-
Hoax soal Viral BRI Terkena Ransomware, Ini Faktanya
-
Konsultan Keamanan Siber Curigai Serangan Ransomware BRI Sebagai Hoaks
-
Promo Opening Loko Cafe, Ada Cashback Spesial dari BRI!
-
Kimukatsu Buka di Kendari! Nikmati Katsu Berlapis Lezatnya dengan Diskon Spesial BRI!
-
PSS Sleman Pantau Para Pemain Kunci yang Alami Cedera, Ini Kata Tim Medis
Terpopuler
- Gibran Terciduk Ulangi Kesalahan Penggunaan 'Para', Warganet: Beneran Nggak Ngerti atau Sengaja?
- Koh Dennis Lim Bicara soal Hukum Mengucapkan Selamat Natal, Satu Suara dengan Ustaz Felix Siauw
- Janji Anies Tarik Pajak 100 Orang Terkaya Dibandingkan dengan Kenaikan PPN, Warganet: Udah Dispill Caranya...
- Tuntut Fadli Zon Buntut Kontroversi Lukisan Yos Suprapto, Rocky Gerung Ungkit soal Ketakutan
- Total Kekayaan Fadli Zon, Disebut Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan!
Pilihan
-
Fakta Unik Boxing Day yang Jarang Diketahui, Bukan Cuma Pertandingan Bola!
-
Mengapa Tidak Ada Ilmu Bumi di Kategori Penghargaan Nobel?
-
Gua Natal dari Limbah Botol Plastik diGerejaSanto Yusup Magelang: Kelahiran Yesus yang Sederhana
-
Drama di Lapangan Lumpur: Indonesia vs Belanda di Natal 1947
-
Review Dongker Beats: Game Ritme Menarik Penghilang Gabut
Terkini
-
993 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Jelang Natal 2024
-
Wisata Religi Digandrungi, Begini Komitmen PT WHI Puaskan Konsumen
-
Penampakan Rumah Sekjen PDIP Hasto Pasca Jadi Tersangka, Ketua RW: Setahu Saya...
-
Cerita Korban Penyiraman Air Keras di Bekasi: Jual Motor Demi Berobat
-
Dana Terjaga, BRI Gunakan Sistem Keamanan Teknologi Informasi Standar Internasional dan Terus Diperbaharui