Scroll untuk membaca artikel
Farah Nabilla | Elvariza Opita
Senin, 23 Oktober 2023 | 15:54 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengajak Presiden Joko Widodo atau Jokowi duduk bersama untuk membahas arah masa depan bangsa dan negara. (Foto dok. PDIP)

BeritaHits.id - Manuver politik keluarga Presiden Joko Widodo menjadi perbincangan banyak pihak. Banyak yang kemudian menantikan sanksi tegas apa yang akan diberikan oleh PDI Perjuangan setelah Kaesang Pangarep memilih menjadi Ketua Umum PSI serta Gibran Rakabuming Raka yang malah menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Namun sampai saat ini PDIP belum juga memberikan sanksi terutama kepada Jokowi yang dianggap bermain politik dua kaki. Hal inilah yang kemudian memicu kecurigaan sejumlah pihak, salah satunya kritikus politik Faizal Assegaf.

Dilihat dalam podcast-nya bersama Abraham Samad, Faizal awalnya menganalisis alasan Jokowi hingga tega membelot dari langkah politik yang disiapkan PDIP.

“Petugas partai dengan partai politik ini mestinya sejalan. Ketika dia keluar dalam pengambilan keputusan politik yang berbeda, yang bisa dikonfirmasi kan sikap partai itu,” ucap Faizal, dikutip pada Senin (23/10/2023).

Baca Juga: Jejak Blunder Keluarga Jokowi hingga Terbentuk Isu Dinasti Politik

Salah satu seruan yang paling banyak muncul adalah sanksi mencabut keanggotaan Jokowi dan Gibran di PDIP. Namun Faizal juga menyangsikan sanksi ini karena faktanya sampai sekarang PDIP tidak bereaksi.

“Tapi sampai hari ini kan tidak ada, sehingga masih memberi ruang, jangan-jangan di publik mengatakan ada pengkhianatan Jokowi terhadap Ibu Megawati, tapi di gelap gorong-gorong kekuasaan mereka justru saling berbagi kenikmatan kekuasaan dan berpura-pura seolah-olah berbeda saja. Kan faktanya tidak ada keputusan tegas, tidak ada sama sekali. Bisa saja ini sandiwara di antara mereka,” terang Faizal.

Namun apa alasan Jokowi dan Megawati sampai membuat drama politik yang menggegerkan tersebut? Menurut Faizal, hal ini ada kaitannya dengan kalkulasi dukungan oligarki terhadap Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

“Mungkin ya mereka bertengkar soal isi kalkulator saja, berapa kekuatan oligarki yang nanti mendukung Prabowo dan mungkin Ibu Mega berharap sebagian oligarki atau pengusaha juga mendukung logistik dari kepentingan PDIP. Dugaannya seperti itu,” jelas Faizal.

“Di lorong kekuasaan yang gelap bisa saja, ini soal bagi-bagi distribusi logistik saja,” pungkasnya.

Baca Juga: Bercanda Mulu Nih! Jawaban Nyeleneh Airlangga Hartarto Soal Gibran Sudah Miliki KTA Golkar

Load More