Scroll untuk membaca artikel
Religi / Serba-serbi
Minggu, 12 Januari 2025 | 10:15 WIB
Ilustrasi isra miraj (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teori Isra Miraj dan time travel kerap kali dihubungkan baik oleh kalangan yang beriman maupun ilmuwan. Sebab, jika dikaitkan dengan perjalanan waktu atau time travel, peristiwa Isra Miraj secara analisis ilmiah bisa memberi wawasan baru. Apalagi selama ini time travel, dianggap sebagai konsep yang hanya ada dalam dunia fiksi ilmiah saja.

Mengutip laman Tebu Ireng Online, Minggu (12/1/2025), Isra Mi’raj merupakan perjalanan malam hari yang ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra) lalu dilanjut perjalanan naik ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh (Mi’raj). Karena peristiwa ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat, manusia yang hidup di zaman itu menganggapnya mustahil. Meski demikian, apabila dilihat dari sudut pandang ilmiah, Isra Mi’raj menunjukkan adanya fenomena di luar batas hukum fisika yang dapat kita pahami.

Dalam perkembamgan ilmu fisika modern, teori relativitas Einstein menunjukkan kemungkinan “melampaui” waktu seperti yang mungkin kita alami. Berdasarkan runtutan teori ini, waktu bisa melambat atau bahkan berhenti untuk seseorang yang bergerak menggunakan kecepatan mendekati cahaya.

Teori ini dinilai relevan dengan perjalanan Nabi Muhammad SAW yang tidak terikat oleh waktu di bumi. Study dari ResearchGate berjudul “Study of Relativity Theory of Einstein: The Story of Ashabul Kahf and Isra’ Mi’raj” mengatakan bahwa perjalanan yang ditempuh Nabi Muhammad SAW Itu bisa dianalisis sebagai fenomena relativitas waktu, yang kemudian didukung dengan adanya dimensi ruang-waktu yang berbeda.

Lebih lanjut, perjalanan Isra Miraj yang ditempuh Nabi Mahammad SAW bisa dilihat sebagai ilustrasi jika dimensi ruang dan waktu tidak bersifat absolut. Dalam perjalanannya, diceritakan bahwa Rasulullah SAW tidak hanya berpindah lokasi namun juga bisa mengakses dimensi yang tidak dapat dijangkau oleh manusia biasa.

Hal ini lantas sejalan dengan gagasan bahwa waktu merupajan variabel fleksibel yang bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu seperti gravitasi serta kecepatan, sebagaiman yang tekah dijelaskan dalam teori relativitas umum. Fenomena langka ini menunjukkan bahwa pemahaman manusia tentang waktu dalam konteks duniawi mungkin tidaklah cukup untuk menjelaskan pengalaman spiritual yang berkaitan dengan dimensi ilahi.

Teori Isra Miraj dan Time Travel

Konsep time travel, atau perjalanan waktu dalam segi ilmiah, meski sering dianggap fiksi, sebenarnya mempunyai dasar dalam teori relativitas Albert Einstein. Berdasarkan pemahaman dalam teori ini, waktu dapat "dilengkungkan" oleh gravitasi dan kecepatan. Sehingga secara teoretis, perjalanan melintasi waktu bukanlah hal yang mustahil terjadi.

Di dalam konteks time travel, perjalanan Isra Mi'raj dapat diamati sebagai sebuah fenomena yang menantang pemahaman akal manusia tentang ruang dan waktu. Apabila kita menerapkan teori relativitas dalam kisah ini, maka konsep dilatasi waktu mungkin bis memberikan pemahaman yang jelas.

Baca Juga: Kapan Isra Miraj 2025, Apakah Libur? Catat Aturan Terbarunya di Sini!

Adapun yang dimaksud dilatasi waktu mengacu pada perbedaan waktu yang dialami oleh objek yang bergerak pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan objek diam. Mungkin saja, secara teoritis, Nabi Muhammad SAW telah mengalami sebuah perjalanan yang menurut sains modern, bisa diinterpretasikan sebagai gerakan melintasi dimensi waktu dengan kecepatan melebihi batas normal.

Refleksi dan Implikasi

Peristiwa Isra Miraj memberikan banyak sekali pemahaman dan pelajaran, baik itu dari segi spiritual ataupun ilmiah. Dalam budaya Islam, Isra Miraj menjadi bukti nyata kekuasaan Allah SWT dan pengingat jika dunia fisik hanyalah sebagian kecil dari ciptaan dan kekuasaan-Nya. Lalu menurut sains, peristiwa yang dialami Rasulullah SAW ini menginspirasi pemahaman lebih lanjut tentang sifat ruang dan waktu serta hubungan antara dimensi fisik maupun spiritual.

Meski time travel di sisi sains modern kerap berbasis spekulasi dan teori, namun peristiwa Isra Miraj membuka wawasan yang mendalam terkait kemungkinan adanya dimensi waktu yang berbeda. Dengan adanya pemahaman tentang perspektif spiritual dan ilmiah ini, kita diharap busa lebih menghargai kompleksitas alam semesta yang diciptakan Allah SWT.

Kesimpulannya, Isra Miraj menjadi salah satu peristiwa paling luar biasa dan istimewa dalam sejarah spiritual umat manusia, terutama umat Islam. Dengan memahami kejadian yang dialami Rasulullah SAW ini melalui kaca mata agama dan sains, kita tidak hanya bisa memperdalam iman tetapi juga memperluas wawasan tentang sifat dasar ruang dan waktu.

Itulah tadi penjelasan mengenai Teori Isra Miraj dan time travel. Semoga informasi inj bermanfaat dan menambah wawasan!

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

Load More