Scroll untuk membaca artikel
News / Internasional
Jum'at, 10 Januari 2025 | 06:30 WIB
ilustrasi AI (pexels.com/ Kindelmedia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak hadirnya kecerdasan buatan dalam pembuatan dan penulisan konten, hampir semua orang yang menggunakan internet telah menyaksikan efisiensinya dalam satu atau lain cara. Alat AI telah menjadi hal yang umum, membantu orang menyusun resume, surat lamaran, pernyataan tujuan, nota kesepahaman, dan berbagai dokumen lain untuk membantu melamar pekerjaan.

Namun, dengan membawa penggunaan AI ke tingkat berikutnya, seorang pria memanfaatkan kemampuannya untuk melamar 1.000 pekerjaan—semuanya saat ia sedang tidur. Selain semua ini, ia menerima hasil yang sangat luar biasa.

Di Reddit, pria itu menceritakan pengalamannya dan mengatakan bahwa menggunakan bot kecerdasan buatan buatan sendiri sangat memudahkan pencarian pekerjaannya. Puncaknya adalah bot AI menyelesaikan semua tugas yang melelahkan saat ia tidur dengan nyaman di tempat tidurnya.

Di forum Reddit 'Get Employed', pengguna tersebut mengklaim bahwa ia membuat bot AI yang "menganalisis informasi kandidat, memeriksa deskripsi pekerjaan, membuat CV dan surat lamaran unik untuk setiap pekerjaan, menjawab pertanyaan spesifik yang diajukan perekrut, dan secara otomatis melamar pekerjaan." "Hanya dalam waktu satu bulan, metode ini membantu saya mendapatkan sekitar 50 wawancara."

Bot AI yang diprogramnya untuk bekerja semalam menghasilkan "CV dan surat lamaran yang disesuaikan, yang disesuaikan berdasarkan setiap deskripsi pekerjaan."

"Metode ini sangat efektif untuk melewati sistem penyaringan otomatis. Dengan membuat CV dan surat lamaran yang disesuaikan dengan setiap deskripsi pekerjaan, skrip saya secara signifikan meningkatkan peluang untuk diperhatikan oleh perekrut AI dan manusia," tulisnya.

"Mengamati revolusi teknologi ini, saya tidak dapat menahan diri untuk tidak merenungkan implikasi mendalam bagi dunia kerja. Meskipun efisien, otomatisasi lamaran kerja menimbulkan pertanyaan tentang hakikat hubungan profesional. Kita menghadapi sebuah paradoks: saat kita berupaya mengoptimalkan proses seleksi, kita berisiko kehilangan unsur manusia yang sering kali membuat perbedaan dalam lingkungan kerja," tulisnya lebih lanjut.

Load More