Suara.com - Di pengadilan Avignon, Prancis, terungkap kisah memilukan tentang penderitaan seorang wanita bernama Gisele Pelicot (72), yang bertahun-tahun menjadi korban kekejaman suaminya, Dominique Pelicot. Ia mengaku telah dibius dan diperkosa oleh suaminya serta lebih dari 50 pria lainnya, sementara dirinya dalam keadaan tak sadarkan diri.
Gisele, yang dengan berani mengungkap jati dirinya di depan publik, berharap persidangan ini dapat mempermalukan para pelaku dan membawa keadilan.
"Saya ingin dunia tahu apa yang telah saya alami," ujarnya, menegaskan tekadnya agar kasus ini tidak tertutup.
Di pengadilan, dua putra Gisele, David (50) dan Florian (38), memberikan kesaksian yang penuh emosi. David mengungkap betapa muaknya ia saat pertama kali mendengar perbuatan mengerikan ayahnya.
"Ketika ibu memberi tahu saya bahwa pria ini, ayah kami, telah membawa orang-orang asing untuk memperkosanya, saya ingin muntah," ucapnya.
"Kami langsung menghapus semua jejaknya dari rumah: tidak ada lagi foto, pakaian, atau apapun yang mengingatkan kami padanya." lanjut David.
David mengenang masa kecilnya yang kini terasa hancur.
"Dulu, teman-teman saya menganggap saya beruntung punya ayah seperti dia, yang mengatur pesta kejutan. Sekarang, tidak ada yang bisa mengerti bagaimana ia bisa melakukan hal seperti ini," tambahnya dengan nada getir.
Dominique, yang kini berusia 71 tahun, secara mengejutkan mengakui semua tuduhan.
Baca Juga: Review Film Chicken for Linda!, Animasi Prancis Penuh Tawa dan Kehangatan Raih Banyak Penghargaan
"Saya adalah pemerkosa seperti yang lainnya di ruangan ini," katanya blak-blakan, menggemakan kejahatan yang membuat publik Prancis bergidik.
Namun, banyak terdakwa lainnya beralasan bahwa mereka mengira Gisele hanya berpura-pura tertidur sebagai bagian dari permainan peran, atau bahwa mereka dipaksa oleh Dominique.
Florian, putra bungsu, juga bersaksi dengan air mata. Ia mengungkapkan betapa kehilangan sosok ayah yang pernah ia hormati.
"Empat tahun lalu, saya kehilangan ayah saya," katanya sambil terisak.
"Anak-anak saya juga kehilangan kakek mereka. Ayah menyebut ibu sebagai orang suci, tapi sebenarnya kaulah iblisnya." lanjutnya.
Florian menceritakan sebuah insiden ketika ia menelepon rumah, dan ayahnya mengklaim bahwa ibunya sedang pergi membeli roti.
"Saya memintanya agar ibu menelepon balik, tapi baru dua hari kemudian saya mendengar kabar darinya," kenangnya.
Dominique dikatakan kerap menaruh obat penenang dalam makanan istrinya sebelum memanggil para pelaku untuk menyerangnya. Ia bahkan merekam ribuan foto dan video dari aksi keji tersebut, beberapa di antaranya diputar di persidangan.
Terdakwa juga dilaporkan mengatur setiap detail, seperti menghangatkan tangan para pria dan memastikan mereka tidak menggunakan parfum atau berbau rokok, agar Gisele tidak terbangun.
Kasus ini menggegerkan Prancis, namun keberanian Gisele untuk mengungkap kebenaran menuai pujian luas dari berbagai kalangan.
"Ini tentang keadilan," tegasnya, memberikan inspirasi bagi banyak korban lainnya untuk bersuara.
Berita Terkait
-
Ekonomi Perang Macron: Perusahaan Teknologi Prancis Berubah Haluan
-
Penyebaran Penyakit RSV di Indonesia Meningkat, Lansia Jadi Kelompok Paling Rentan
-
Tragedi Karikatur Nabi: 8 Orang Dihukum Atas Pembunuhan Guru di Prancis
-
Presiden Prancis Puji Keberanian Gisele Pelicot, Perempuan yang Diperkosa Massal Suaminya dengan Puluhan Pria
-
400 Tahun Penjara! Total Hukuman untuk Suami Biadab dan 50 Pria yang Perkosa Massal Seorang Perempuan di Prancis
Terpopuler
- Harga Obat Naik Akibat Kenaikan Pajak 12 Persen? Ini Penjelasannya
- Anggota DPR Satori yang Diduga Terlibat Korupsi CSR BI Punya Peran Penting di Lembaga Zakat
- Toyota Masih Jadi Merek Mobil Paling Laris di Indonesia Tahun Ini
- Sepak Bola Indonesia Tercoreng! Official Persib Bandung Jadi Korban Pemukulan di Solo
- Kabar Buruk! Skuat Persib Diduga Diserang OTK di Stasiun Solo
Pilihan
-
Paceklik Libur Natal dan Tahun Baru, Rejeki Tiga Gelas Kopi di Kampung Seni Borobudur
-
IKN Banjir Pengunjung saat Natal, 15 Ribu Unduhan Baru Aplikasi IKNOW Dicatat
-
Agus Haris: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Bontang Bisa Selesai dalam 30 Hari
-
Pembangunan IKN Sudah Telan Biaya Rp 140 T Sejak 2022, Netizen: Termasuk Endorse Artis?
-
Kontribusi Strategis Kalimantan-Sulawesi: 12 Persen Lifting Minyak dan 29 Persen Gas Nasional
Terkini
-
Tragedi Jeju Air: Kesaksian Mengerikan dari Pesan Terakhir Penumpang, Akankah Terungkap Penyebabnya?
-
Drama Pasca-Gencatan Senjata: Pemukim Israel Bingung, Tuding Pemerintah Ciptakan Kekacauan
-
Kebut Omnibus Law Politik, Komisi II Bersurat ke Pimpinan DPR
-
Kerugian Lingkungan Tembus Rp270 T Lebih, Ulah Harvey Moeis dkk Rusak 170 Ribu Hektare Hutan
-
Klaim Demi Pendidikan Berkualitas dan Merata, Jurus Pemerintahan Prabowo: Revitalisasi Sekolah hingga Digitalisasi
-
Dijaga Ribuan Polisi, Daftar 12 Panggung Hiburan saat Malam Tahun Baru di Jakarta
-
KPK Tahan 2 Tersangka Kasus Korupsi Proyek Shelter Tsunami Lombok
-
Puluhan WNA di Jaksel Ditindak karena Langgar Aturan Imigrasi, Terbanyak asal China dan Nigeria
-
Nasib Tragis Bayi di Jakbar usai Meninggal, Mayatnya Ditinggal Ortunya Diduga Tak Mampu Bayar Biaya RS
-
PPPK Tahap 2 2024 Untuk Siapa Saja? Ini Penjelasan BKN