Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Jum'at, 15 November 2024 | 20:11 WIB
Program roadshow "Seru Berkreasi dan #SalingJaga" di enam sekolah di wilayah Jabodetabek [Suara.com/Mae Harsa]

octa-tracking.com - TikTok menjadi media sosial yang banyak digandrungi oleh pengguna di Indonesia, terutama di kalangan remaja. Di era digital, penggunaan media sosial memang sangat di perlukan, namun hal ini juga sering membawa dampak buruk bagi penggunnya.

Oleh karena itu, pengawasan dari orangtua sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana navigasi anak dalam media sosialnya.

Sebagai upaya menekan resiko negatif pada anak dalam bermedia sosial, TikTok bersama SEJIWA Foundation yang merupakan organisasi berbasis keahlian dalam literasi digital dan hubungan keluarga, menghadirkan program roadshow "Seru Berkreasi dan #SalingJaga" di enam sekolah di wilayah Jabodetabek.

Communications Director TikTok Indonesia, Anggini Setiawan mengatakan, ada berbagai fitur di TikTok yang dapat dimanfaatkan untuk memastikan kemanan anak di media sosial TikTok.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Bekasi, Ibu dan Anak Tewas Mengenaskan

Cara Bikin Venom Core Tren di Tiktok (freepik)

“TikTok telah menyediakan berbagai fitur keamanan, kebijakan, hingga moderasi konten. Namun, kami melihat fitur-fitur ini sering kali belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna, terutama oleh orang tua yang memiliki peran besar dalam mendampingi remaja di dunia digital,” kata Anggini, di SMA Labschool Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jumat (15/11/2024).

Anggini menyebut, terdapat tiga pilar program TikTok untuk terciptanya ekosistem digital yang aman. Pertama, kebijakan batas usia dan rekomendasi konten.

“TikTok hanya boleh 14 tahun ke atas ya (penggunanya). Jadi 14-15 punya perlakuan khusus, 16-17 punya perlakuan khusus, dan nanti 18 tahun ke atas pun juga baru diberikan akses yang sepenuh-penuhnya,” jelasnya.

Kemudian, TikTok memiliki fitur Sumber Daya dan Fitur Kemanan. Gitur ini dapat memberikan informasi-informasi yang bisa diakses baik oleh remaja maupun juga oleh orang tua.

“Jadi kalau orang tua kadang-kadang, bagaimana sih caranya supaya bisa ada percakapan yang sehat dengan remajanya? Nah, itu kami berikan sumber dayanya,” ucapnya.

Baca Juga: Cerita Warga Bekasi Jadi Korban Banjir Kiriman Bogor: Air Setinggi 2 Meter

Kemudian, TikTok melakukan kampanye proaktif, kampanye ini menargetkan langsung para orang tua dan remaja dengan demonstrasi fitur keamanan TikTok di sekolah-sekolah.

Fitur TikTok yang pasti selalu didemonstrasikan saat kampanye adalah fitur Family Pairing atau keterlibatan keluarga. Fitur ini memberi akses pada orang tua untuk mengawasi aktivitas anak di TikTok dengan menghubungkan akun TikTok orang tua dan anak.

Pada Fitur Family Pairing orang tua dapat mengatur waktu layar penggunaan media sosial, membatasi konten, hingga memilih siapa saja yang dapat mengirim pesan ke anak.

“Ini semua kendalinya ada di orang tua,” ujar Anggi.

Di sisi lain, Founder SEJIWA Foundation, Diena Haryana, mengatakan tantangan terbesar untuk orang tua hari ini adalah mengajak anak keluar dari dunia digital dan berinteraksi secara langsung.

Oleh karenanya, ia mengungkap setidaknya ada 3 resep yang bisa dilakukan orang tua untuk tetap terhubung secara langsung dengan anak tanpa menghentikan secara total akses digital anak.

“Pertama adalah screen time adalah mengingatkan remaja kita untuk mengontrol waktu layar mereka. Terus screen break, yaitu memastikan bahwa remaja kita tidak berlebihan (bermedia sosial), karena percayalah di atas setengah jam dia susah untuk keluar dari gadget. Jadi sebaiknya maksimum setengah jam kita ajak dia makan, main gitar, dan sebagainya,” jelasnya.

Terakhir, screen zone yakni menentukan area-area di rumah yang sebaniknya tidak boleh melakukan penggunaan gadget.

“Kami berharap ada tiga ruangan yang kota harapkan putra putri kita untuk tidak menggunakan gadget, pertama kamar, ruang makan, dan kamar mandi,” pungkas Dienna.

Kontributor : Mae Harsa

Load More