Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Selasa, 23 Januari 2024 | 19:21 WIB
Embung Bansari di Temanggung. (Dok. Embungbansari.com)

octa-tracking.com - Terletak di kaki Gunung Sindoro dengan ketinggian 1.000-1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Desa Bansari memiliki potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakatnya yang berjumlah 4.900 jiwa.

Lahan-lahan perkebunan dan pertanian terhampar di desa tersebut. Sebagian besar di antaranya adalah perkebunan melon, kopi, tembakau, dan bawang merah.

Karena terletak di ketinggian, Desa Bansari juga punya kekayaan wisata alam. Kearifan lokal berupa kesenian Jaran Kepang, Kubro Siswo, dan Karawitan, serta industri kreatifnya turut menyokong sektor wisata Desa Bansari.

Menyadari potensi tersebut, Desa Bansari pun melakukan sejumlah inovasi, seperti pemanfaatan teknologi smart internet of things (IoT) untuk membantu memantau lahan dan hasil pertanian, hidroponik greenhouse untuk budi daya melon, dan penggunaan energi listrik terbarukan, seperti panel surya.

Baca Juga: Punya Kinerja Cemerlang, BRI: Buah Komitmen Terapkan GCG

Kepala Desa Bansari Herlan mengatakan, inovasi di sektor pertanian dapat memaksimalkan hasil alam desanya. Penerapan smart farming greenhouse, misalnya, berhasil meningkatkan kualitas melon Desa Bansari.

“Melon kami itu kualitasnya premium. Ada yang jenisnya seperti di Jepang dan Korea Selatan. Dalam membudidayakan melon, kami menggunakan smart farming yang dilakukan di hidroponik greenhouse. Ini kami lakukan agar kualitas melon yang dihasilkan terjaga,” ujar Herlan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/1/2024).

Peningkatan kualitas tersebut, lanjut Harlan, membuat para petani di desanya tak kesulitan dalam memasarkan melon karena telah memiliki banyak pembeli tetap.

Komoditas tembakau pun demikian. Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Tirta Sembada, Hendi Nurseto menjelaskan, tembakau Desa Bansari merupakan salah satu produk yang termahal di dunia.

“Di sini, kami punya lahan tembakau seluas 250 hektare. Saking pentingnya produk ini, kami juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk menjaganya. Sebab, tembakau kami masuk dalam Program Superprioritas Nasional. Kami juga punya kopi dan bawang merah yang jadi keunggulan di sini,” kata Hendi.

Baca Juga: Tingkatkan Kemampuan Pekerja, BRI Hadirkan BRISMARTVERSE

Memperkuat penjelasan Harlan, inovasi di sektor pertanian, jelas Hendi, merupakan bagian dari rencana jangka pendek dan panjang Desa Bansari untuk membangun ketahanan ekonomi di masa depan.

Penggunaan teknologi dalam pengolahan potensi desa dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan komoditas perkebunan.

Manfaatkan produk BRI

Untuk memperkuat potensi, Desa Bansari mengikuti program Desa BRILiaN 2023 yang diinisiasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Selama mengikuti program, mulai dari perangkat desa, pengurus BUMDes, hingga pelaku usaha mendapatkan pelatihan dan pendampingan.

Salah satunya adalah pemanfaatan digitalisasi, baik dalam pemasaran maupun transaksi. Untuk pemasaran, Desa Bansari membuat situs web, media sosial desa, serta memanfaatkan marketplace Localoka dan Pasar.id.

Sementara, digitalisasi pembayaran, Desa Bansari memanfaatkan BRImo, QRIS BRI untuk pelaku usaha, dan AgenBRILinK.

BRImo merupakan mobile Banking dari BRI yang hadir untuk memberikan kemudahan bagi nasabah maupun non-nasabah BRI agar dapat bertransaksi secara praktis.

Lewat aplikasi tersebut, masyarakat desa dapat membayar tagihan bulanan, seperti listrik dan air, hingga top-up saldo untuk dompet digital. BRImo juga dilengkapi dengan fitur pembayaran QRIS BRImo.

Hendi menambahkan, BRImo menjadi salah satu layanan perbankan yang digunakan oleh masyarakat Desa Bansari. Saat ini, lebih dari 90 persen masyarakat Desa Bansari menggunakan BRImo. Layanan tersebut digunakan lantaran semakin banyak aktivitas transaksi di Desa Bansari yang dilakukan secara digital.

Jumlah pengguna BRImo yang tinggi di Desa Bansari sendiri tidak terlepas dari penggunaan QRIS BRI, oleh pelaku usaha.

Untuk diketahui, BRI menyediakan membantu membuat kan QRIS BRI untuk memudahkan pelaku usaha. Layanan itu juga sudah terhubung dengan Aplikasi BRI Merchant. Dengan demikian, pelaku usaha jadi mudah memonitor transaksi bisnisnya secara real-time dengan berbagai macam fitur dan layanan.

Dengan begitu, masyarakat dapat bertransaksi secara nontunai dengan pelaku usaha di Desa Bansari yang sudah memanfaatkan QRIS BRI.

Bukan itu saja, BRImo juga memudahkan penduduk desa dalam bertransaksi di marketplace atau lokapasar.

“Masyarakat Desa Bansari itu kan mayoritas pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta petani. Nah, BRI juga bekerja sama dengan marketplace, seperti Localoka dan Pasar.id. Di sana, pelaku UMKM bisa melakukan aktivitas perdagangan dan pembayarannya dilakukan melalui BRImo. Selain di marketplace itu, BRImo juga digunakan untuk pembayaran platform lain,” kata Hendi.

Sementara itu, AgenBRILinK adalah layanan perbankan tanpa kantor yang diinisiasi oleh bank BRI.

Dalam layanan tersebut, BRI menggandeng nasabah sebagai agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real-time online dengan konsep sharing fee.

“Edukasi dari pihak BRI semakin membuat kami dapat mengoptimalkan potensi yang ada di Desa Bansari,” tutur Hendi.

Inovasi dan digitalisasi dengan produk BRI turut menguatkan BUMDes Tirta Sembada. Berkat itu pula, Desa Bansari dinobatkan sebagai Juara Utama Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023.

Hendi menjelaskan, BUMDes Tirta Sembada memiliki tanggung jawab untuk mengelola empat unit usaha yang ada di Desa Bansari.

“Salah satunya adalah destinasi wisata Embung Bansari. Wisata alam Embung Bansari itu ada di ketinggian 1.400 mdpl. Di sini, wisatawan bisa melihat sembilan gunung yang ada di Jateng,” ucapnya.

Unit usaha selanjutnya adalah pengelolaan air bersih. Dari unit ini, BUMDes Tirta Sembada mendapatkan pemasukan hingga ratusan juta per tahun.

Meski demikian, Hendi mengaku bahwa pengelolaan air bersih tak sepenuhnya dijadikan sebagai lahan usaha. Sebab, sebagian besar air dialokasikan untuk masyarakat setempat.

“Selain kedua unit usaha itu, ada juga usaha benih cabai yang diolah menggunakan teknologi. Bibitnya kami kirim ke berbagai perusahaan karena sudah menjalin kerja sama dengan mereka. Lalu, ada pula unit usaha berupa warung sembako yang bantu dijalankan oleh AgenBRILinK,” terang Hendi.

Tertarik untuk meningkatkan potensi desa Anda agar lebih maju dan kreatif di masa depan dan sekaligus mengikuti jejak desa-desa yang menjadi pemenang Program Desa BRILiaN? Segera raih kesempatan jadi peserta Desa BRILiaN untuk periode 2024.

Untuk mendapat informasi terkait pendaftaran, segera kunjungi atau hubungi kantor BRI Unit dan Mantri BRI Unit yang ada di Desa Anda. Jadikan Desa Anda sebagai Desa BRILiaN selanjutnya.

Load More